Free, Open-Mind, Responsible, Creative & Egalitarian

Keceriaan di Tukad Unda, Bali dan Tanggung Jawab Fotografer

Splash Time. Kids at play in Tukad Unda, Klungkung, Bali. Photo by: Kristupa Saragih

Splash Time. Kids at play in Tukad Unda, Klungkung, Bali. Photo by: Kristupa Saragih

Bendung bisa ada di mana-mana, tapi bendung dengan tampilan fotogenik bisa jadi baru ada di Tukad Unda, Klungkung, Bali. Kali pertama memotret di bendung Tukad Unda tahun 2003, belum banyak fotografer yang mengeksplorasinya. Tapi begitu cepat informasi meluas, banyak rekan fotografer yang sudah memenangi hadiah dan medali hasil memotret di bendung ini.

Anak-anak di Tukad Unda sudah paham benar peluang dari fotografer. Begitu kendaraan diparkir dan pintu dibuka, anak-anak berkerubung mendekat. “Foto, Pak. Foto, Bu. Lima ribu (Rupiah) sekali lompat,” ujar anak-anak itu menawarkan jasa.

Sedih rasanya melihat mereka mencari uang di saat mereka mustinya masih menikmati hakikat usia bermain dan belajar. Tapi, senang juga lantaran tak perlu sulit mencari model untuk difoto. Apalagi mereka pun paham cara menampilkan aksi-aksi atraktif di bendung.

Rekan-rekan fotografer kiranya paham konsekuensi datang ke suatu lokasi dan mempublikasikan foto-foto lokasi tersebut. Bahwa suatu lokasi kelak bisa jadi ramai didatangi fotografer-fotografer lain. Demikian pula pemahaman atas konsekuensi atas pemberian imbalan uang kepada orang yang menjadi subyek foto.

Keputusan untuk memberi maupun tak memberi tentu terpulang kepada tiap fotografer. Tiap orang, tiap lokasi dan tiap kepentingan tentu tak berkeputusan yang sama. Tapi, hal yang paling jelas dan digarisbawahi adalah menjadi fotografer yang bertanggung jawab.

Bertanggung jawab dalam arti tak hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga mempertimbangkan konsekuensi kehadiran fotografer di suatu tempat. Itu berarti pula memikirkan pula rekan-rekan fotografer lain yang akan hadir di tempat tersebut kelak.

Lebih jauh lagi, konsekuensi terhadap penduduk lokal atas hal-hal yang mereka lihat pada diri fotografer. Demikian pula konsekuensi terhadap lingkungan setempat atas hal-hal yang diperbuat fotografer di tempat tersebut, atas isu pelestarian lingkungan dan kemungkinan tempat tersebut kelak dilirik kepentingan bisnis.

Be a responsible photographer.


Original post of the picture above in Fotografer.net: Splash Time

26 responses

  1. Keren memment nya juragan

    September 8, 2010 at 12:00 PM

  2. Tulisan yang bagus sekali bang Kris.
    🙂

    September 8, 2010 at 12:00 PM

  3. Suatu instropeksi yang sangat bagus….

    September 8, 2010 at 5:18 PM

  4. Sidik

    salut untuk jepretan dan tulisannya yg bagus bung Kris.

    September 8, 2010 at 9:46 PM

  5. wah sekali lompat 5rb, kalau lompatan pertama poto gak dapat bayar lagi bang ?

    September 8, 2010 at 9:57 PM

  6. Muliadi

    Pemikiran yang sangat berdedikasi. Thumbs up.

    September 8, 2010 at 10:06 PM

  7. Seto

    Gak jarang foto dengan moment seperti ini jadi FPE di FN, bahkan POTY 2008 menganugrahi 10.000 Pound buat foto yang begini.

    Konsekuensi akan selalu ada, tergantung kita menyikapinya.

    Thanks buat ulasannya.

    September 8, 2010 at 10:33 PM

    • Betul sekali.
      Apakah sedang berada di Geco Emerald?

      September 9, 2010 at 12:41 AM

  8. aseli ngeliat potonya jadi pengen mandi bang!

    September 9, 2010 at 12:05 AM

  9. franky

    siippp…salut.
    satu ulasan sekaligus kritik sosial yang mungkin bisa jadi inspirasi.

    salam

    September 9, 2010 at 7:43 AM

  10. Yovan King Berth

    Mantaph kali fotonya bang..
    Kl boleh tau lokasinya itu yg dkt jembatan (kiri) jalan utama ke arah Karangasem ya?? Mhn info lokasinya.. Mauliate..Horas..

    September 9, 2010 at 9:35 AM

  11. Adji NT

    oohh… unforgotten moment… hehehe

    September 11, 2010 at 9:57 AM

    • Unforgettable, begitu maksudnya, Pakde Adji? He he he…

      September 14, 2010 at 12:53 PM

  12. foto dan ulasannya Luar Biasa, Mantab OM.

    September 18, 2010 at 9:37 PM

  13. Entah siapa penemu spot ini ;))
    Yang jelas sudah terlalu banyak foto yg sama hanya diganti2 momennya doang.. Tinggal disesuaikan aja dengan tema lomba yg diberikan.. ;))
    Tapi ulasan tentang efek sosial yg ditulis om kristupa emang bener bgt, contoh kasusnya di kamboja, 5 taon lalu anak2 kecilnya difoto senang2 aja… Skrg abis foto langsung minta “one dolleh”

    March 10, 2011 at 7:34 AM

  14. lemuel

    keren banget

    February 17, 2012 at 12:31 AM

Leave a reply to Kristupa Saragih Cancel reply