Free, Open-Mind, Responsible, Creative & Egalitarian

Posts tagged “lomba foto

Ciri Lomba Foto Bonafide [Bagian 7 – habis]

Makin hari makin banyak lomba foto tergelar. Mulai dari lomba berhadiah piagam hingga uang ratusan juta Rupiah. Mulai dari penyelenggara tingkat sekolah hingga perusahaan terkemuka.

Namun masih terdengar beberapa tanggapan sumbang mengenai sejumlah Iomba yang mengecewakan peserta.

1. Hadiah Dipublikasikan Detail

2. Nama Juri Lengkap dan Jelas

3. Publikasi Lomba di Media Terpercaya

4. Pelaksana Lomba Terpercaya

5. Menghormati Hak Cipta

6. Info Lengkap Penjurian dan Pengumuman Pemenang, serta Penyerahan Hadiah

Demikian nukilan pengalaman jadi peserta lomba foto sejak 1991 dan menjadi juri lomba foto sejak awal 2000-an. Hal-hal seperti ini belum pernah ada di buku-buku fotografi lantaran tak semua peserta lomba foto mau berbagi pengalaman, lantaran ogah tersaingi. Tak semua juri lomba foto juga bisa berbagi hal ini lantaran banyak juri tak berjati diri, alias dikarbit dan belum pernah jadi peserta, apalagi pemenang lomba foto.

Memang tak ada larangan untuk menghalangi Anda ikut lomba foto tak bonafide. Banyak juga “lomba foto” yang bersifat santai, rekreatif dan lucu-lucuan, yang tentu jadi terlalu serius jika bereferensi ke enam butir bonafiditas di atas.

Semoga setelah tulisan ini dipublikasikan, tiap protes atas ketidakberesan lomba foto sudah tercantum di sini. Kalaupun belum, maka makin kayalah tulisan ini akan referensi kasus, dan makin terlindungi pula kepentingan dan kebaikan fotografer Indonesia. Namun, jika sudah diingatkan namun nekat diikuti, berarti silakan Anda tanggung resiko sendiri.

Biar foto yang bicara.


Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Ciri Lomba Foto Bonafide [Bagian 6 dari 7]

Terdengar tak penting, namun publikasi tanggal-tanggal ini membuktikan bonafiditas pelaksana lomba foto. Jangan sampai ikut lomba foto yang gagal penjurian lantaran peserta sedikit. Jangan juga ikut lomba foto yang tak jelas jadwalnya, karena berbagai alasan yang asal-muasalnya peremehtemehan fotografi oleh penggelar lomba foto. Jika pelaksana lomba tak respek pada fotografi, tentu hal yang sama berlaku pada Anda sebagai peserta lomba dan karya foto Anda.

Pengumuman pemenang hendaknya terbuka dan di media terpercaya. Pengumuman lomba secara sembunyi-sembunyi mengesankan keberadaan hal negatif atau kongkalikong hasil lomba. Cara penyerahan hadiah pun sejatinya tercantum detail di peraturan lomba. Hadiah uang tunai bisa ditransfer, piala dan piagam bisa dikirim, atau bisa pula diserahkan langsung. Namun tentu tak lucu jika hadiah uang dicicil dan hadiah barang dikirim bagian per bagian.


Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Ciri Lomba Foto Bonafide [Bagian 5 dari 7]

Hak cipta pada hakikatnya melekat pada karya foto sama dengan hak asasi yang melekat pada tiap individu. Negara maju manapun memiliki undang-undang yang melindungi hak cipta, termasuk Indonesia. Namun, jangan naif kepada penyelenggara lomba foto yang mencari foto bagus melalui lomba foto. Pelaksana lomba wajib mencantumkan perlindungan atas hak cipta foto di klausul peraturan lomba. Hak pakai bisa berada di tangan penyelenggara lomba dengan imbalan hadiah yang sesuai. Pembelian terhadap hak cipta tentu lebih mahal daripada hak pakai.

Klausul lomba foto yang menyiratkan “semua foto yang diikutkan lomba menjadi milik panitia”, atau senada, pertanda penyelenggara lomba mau enaknya sendiri dan tak mengindahkan undang-undang. Klausul lomba harus tegas bahwa hanya foto pemenang saja yang bisa dipakai dengan durasi jelas dan jenis-jenis media placement yang detail.


 

Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Ciri Lomba Foto Bonadife [Bagian 4 dari 7]

Pelaksana lomba foto bertanggung jawab atas penanganan foto, sejak diterima hingga pemusnahan foto yang tak menang. Pelaksana juga bertanggung jawab menegakkan aturan lomba, serta menjamin kualitas penjurian agar adil. Pelaksana yang “entah siapa” beresiko menghilangkan foto, membuat foto tertukar, penjurian ceroboh atau salah umumkan pemenang. Pelaksana yang memang sehari-hari menggeluti fotografi paham operasional lomba karena menjaga integritas dan nama baik.

Bayangkan jika nama peserta lomba “bocor” ke mata juri saat penilaian, atau lemah menghadapi protes peserta lomba. Bayangkan pula kalau panitia lomba tak tegas menghadapi peserta yang telat kirim foto atau gagal menguasai juri yang terlibat debat sengit. Fatal apabila pelaksana lomba tak paham motivasi pembedaan penjurian terbuka dan tertutup.


 

Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Ciri Lomba Foto Bonafide [Bagian 3 dari 7]

Tatkala belum ada Internet, saya geram melihat orang mencopoti poster lomba foto supaya sedikit orang tahu dan sedikit pula pesaingnya. Lantas, setelah ada Fotografer.net, saya buka keran informasi selebar-lebarnya agar sebanyak-banyaknya orang tahu dan ikut lomba. Penyelenggara lomba foto berdana besar bisa beriklan di media nasional namun tidak demikian halnya dengan lembaga sosial dan nirlaba. Internet membuat publikasi jadi mudah dan murah, jika Anda tepat memilih media.

Media sosial bisa jadi pilihan, namun terbatas pada “friend” dan follower Anda saja, atau paling jauh friend-of-friend. Karena itu, pilihlah media yang tepat sebagai wahana publikasi lomba foto. Publikasi penting untuk menjamin kualitas dan kuantitas foto yang dilombakan. Penting pula menggunakan media fotografi untuk memastikan bahwa peserta lomba memang khalayak fotografi. Saya pernah mendapati lomba foto yang dipublikasikan terbatas, hasil kongkalikong panitia dan peserta, atas dasar motivasi tak terpuji.

 


 

 

Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Ciri Lomba Foto Bonafide [Bagian 2 dari 7]

Sejumlah publikasi lomba tak menampilkan nama juri, atau hanya menyebutkan instansi tanpa nama jelas. Lomba bonafide mempublikasikan nama juri secara lengkap dan jelas. Publik bisa menakar kaliber pelaksanaan lomba dan peserta bisa menyusun strategi meramu karya foto. Juri tak harus fotografer, tapi seyogyanya mencintai fotografi. Bayangkan jika juri lomba masak tak pernah bermandi asap dapur, atau juri lompat indah tapi takut ketinggian. Kealpaan menayangkan nama juri secara lengkap dan jelas berpotensi merendahkan kualitas penjurian dan mengurangi wibawa penyelenggara lomba dan pemenang.

 


 

 

Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Ciri Lomba Foto Bonafide [Bagian 1 dari 7]

Banyak publikasi lomba mencantumkan hadiah “total jutaan rupiah” atau senada, tanpa detail untuk tiap posisi juara. Lomba bonafide menampilkan detail hadiah untuk tiap posisi juara, mulai dari juara pertama hingga hadiah hiburan. Kealpaan menayangkan detail hadiah di publikasi mengesankan penyelenggara lomba tak yakin mengenai kelangsungan lomba dan ada potensi penggelapan hadiah.


Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220


Fotografi Biak Meriah Bersama Kobe Biak #FN9

Pameran foto Kobe Biak bertema Yaswar Byak, aku cinta Biak, digelar 20-24 Maret 2012 di Aerotel Irian Hotel, Biak. Foto oleh Alit Saryono

Pameran foto Kobe Biak bertema Yaswar Byak, aku cinta Biak, digelar 20-24 Maret 2012 di Aerotel Irian Hotel, Biak. Foto oleh Alit Saryono

Biak, hanya sebuah pulau di utara Papua. Tapi komunitas fotografi Biak telah menggeliat dengan bersatu mengusung bendera Komunitas Bersama, dipendekkan menjadi Kobe, Biak. Pekan lalu, 20-24 Maret 2012, Kobe Biak menggelar serangkaian kegiatan fotografi meriah.

Diawali dengan pameran, ada 80 foto dipajang di lobi Aerotel Irian Hotel, Biak. Tercatat 26 fotografer pajang karya, berasal dari Biak, Jayapura dan beberapa daerah lain. Kualitas karya foto layak dapat acungan semua jempol. Kualitas cetak apik dan rapi serta cemerlang. Untuk Biak, inilah kali pertama pameran foto digelar dengan standar baku sebuah pameran.

Seiring dengan pameran, Kobe juga menggelar lomba foto untuk pelajar dan mahasiswa. Subyek foto diwajibkan berada di seputar Kabupaten Biak Numfor. Lomba foto menghadirkan 3 pemenang, dengan juara pertama mahasiswa perguruan tinggi di Biak. Juara kedua dan ketiga masing-masing adalah siswa SMU Negeri 1 Biak, dan salah satunya perempuan.

Suasana workshop fotografi oleh Kobe Biak di Aerotel Irian Hotel, Sabtu (24/03). Tercatat 51 peserta hadir dari Biak, Jayapura dan sekitarnya. Foto oleh Ilias Irawan

Suasana workshop fotografi oleh Kobe Biak di Aerotel Irian Hotel, Sabtu (24/03). Tercatat 51 peserta hadir dari Biak, Jayapura dan sekitarnya. Foto oleh Ilias Irawan

Memungkasi seluruh rangkaian kegiatan, Kobe menggelar workshop foto di Aerotel Irian Hotel, Biak. Saya diundang sebagai pembicara, dihadiri oleh 51 peserta, yang datang dari Biak, Jayapura dan daerah-daerah sekitarnya. Dimulai dengan sesi dikelas, workshop dilanjutkan dengan praktek foto dan ditutup dengan evaluasi. Para peserta terlihat antusias dan tekun namun santai dan akrab.

Salut kepada para panitia dan aktivis Kobe Biak, yang hanya 10 orang saja. Meski sedikit, tapi masing-masing bekerja sesuai peran masing-masing dengan suasana persahabatan yang kental.

Maret 2012 ini adalah kali keempat saya mengunjungi Biak. Tiap kunjungan selalu terasa singkat, dan tak cukup waktu. Terlalu banyak yang tak bisa terlewatkan di Biak, dan masih banyak tempat indah yang belum dikunjungi.

Maju terus fotografi Biak dan Papua.

Biar foto yang bicara.

Ngobrol santai tentang fotografi seusai workshop bersama kawan-kawan Kobe Biak, Sabtu (24/03). Foto oleh Ilias Irawan

Ngobrol santai tentang fotografi seusai workshop bersama kawan-kawan Kobe Biak, Sabtu (24/03). Foto oleh Ilias Irawan

Sebagian foto yang dipamerkan Kobe Biak di Aerotel Irian Hotel, 20-24 Maret 2012. Foto oleh Ilias Irawan

Sebagian foto yang dipamerkan Kobe Biak di Aerotel Irian Hotel, 20-24 Maret 2012. Foto oleh Ilias Irawan


8 Tips Praktis Memenangi Lomba Foto

Siapa yang tak ingin menang lomba foto? Salah satu cara menancapkan eksistensi di dunia fotografi adalah dengan ikut dan menang lomba foto. Hal ini berlaku di manapun di seluruh dunia.

Memang peserta lomba foto bisa ratusan, bahkan ribuan, tapi pemenang hanya sedikit. Sejak pertama kali ikut lomba foto awal tahun 90-an, sudah banyak lomba yang sudah pernah saya menangi. Tiap lomba punya situasi sendiri-sendiri tapi ada benang merah yang bisa ditarik.

Berikut beberapa tips praktis untuk memenangi lomba foto:

1. Pelajari secara seksama aturan lomba
Langkah pertama ini sekaligus seleksi bonafiditas lomba. Jika lomba tak dilaksanakan oleh pihak bonafide, aturan pun tak jelas dan tak lengkap. Patuhi tenggat waktu pengiriman foto. Kirim foto sesuai dengan spesifikasi teknis ukuran yang ditentukan. Diskusikan dengan kawan-kawan sesama penyuka fotografi untuk mengkritisi aturan lomba.

2. Foto bagus saja tak cukup
Foto yang bagus adalah tiket awal ikut lomba foto. Tapi bagus saja tak cukup, foto itu harus lebih bagus daripada foto-foto lain. Wajar saja, semua peserta pasti mengirimkan foto-foto terbaik mereka untuk dilombakan. Pada saat dipaparkan untuk dinilai juri, ada ratusan bahkan ribuan foto yang tampil. Juri hanya tertarik melihat foto yang menonjol alias stand out of the crowd. Dari foto-foto yang menonjol itu, hanya sedikit saja yang diloloskan untuk jadi juara.

3. Siapkan ide foto
Tak semua foto yang ikut lomba bakal jadi juara. Fotografi berkaitan dengan kreativitas, dan ide foto memegang peranan penting. Kalau ada beberapa foto beride sama dipaparkan untuk dinilai, juri hanya mengambil satu foto saja. Tak mungkin semua foto beride sama bakal menang meski semuanya bagus. Analoginya, jika hanya ada 1 foto bagus yang idenya tak disamai foto-foto lain, maka kans menang lebih gede.

4. Siapkan alat
Alat terbaik penting untuk mendukung foto bagus, tapi foto bagus tak harus dibuat dengan alat terbaik. Hal terpenting mengenai alat adalah Anda menguasai benar kamera dan lensa yang dipakai. Sebagai ilustrasi, terbiasa memakai lensa 70-200mm f/2.8 belum tentu cepat beradaptasi dengan lensa 85mm f/1.2 meski sama-sama lensa idaman dan berjenis lensa tele. Persiapan terpenting mengenai alat adalah fungsi operasional yang normal dan lancar. Piranti penyimpan memori berfungsi baik alias tak “error” menyimpan file foto. Baterai kamera cukup untuk dibawa “bertempur” dan bisa lebih aman dengan baterai cadangan.

5. Kirim sebanyak mungkin sesuai ketentuan
Semakin banyak kirim foto maka semakin besar kans menang. Simak aturan lomba, kirim sebanyak batas maksimal yang diperbolehkan penyelenggara lomba.

6. Sebelum juara harus bermental menang
Tip ini bersifat non-teknis. Alat sebagus apapun di situasi sesempurna apapun tak bakal jadi foto bagus jika mental fotografer tak cukup mumpuni. Setiap kali menjepretkan kamera yang ditujukan untuk ikut lomba, Anda harus membangun suasana diri bahwa foto tersebut disiapkan untuk menang lomba. Secara mental pula, foto-foto yang Anda buat saat itu dikritisi secara mandiri agar sesedikit mungkin punya sisi lemah.

7. Pelajari medan tempur
Jika lomba merupakan event hunting bareng ramai-ramai, kunjungi lokasi lomba sebelum hari-H. Siapkan ide dan amati lokasi agar pada saat lomba lebih mudah menyiapkan foto yang ciamik. Jika lomba bukan merupakan event motret bareng, pastikan lokasi foto sesuai dengan aturan lomba. Meski lokasi foto bisa sama, tapi kejelian menemukan angle memegang peranan penting untuk membuat foto yang stand out of the crowd. Hal utama yang berlaku untuk kedua jenis lomba ini adalah, pelajari rekan-rekan sesama peserta lomba. Meski semua adalah kawan, tapi tak semua bisa juara. Kenali karakter lawan, dan buat foto yang tak sama. Meski bersaing dalam kompetisi, rasa kebersamaan tetap dijunjung tinggi.

8. Send and forget it
Tip ini bersifat non-teknis bahkan tak ada logika langsung. Tapi jika sudah bermental juara sejak memotret, tak perlu was-was menanti tanggal pengumuman lomba. Setelah mengirim foto untuk lomba, lebih baik berkonsentrasi menyiapkan foto-foto juara untuk lomba-lomba berikutnya.


Secara amatir, lomba foto penting untuk eksistensi diri di dunia fotografi. Secara profesional, lomba foto justru amat penting sebagai sarana promosi gratis. Sudah promosi gratis, masih dapat hadiah pula. Banyak fotografer profesional yang mencantumkan prestasi lomba foto di biodata mereka.

Fotografi bersifat terbuka dan egaliter. Dalam lomba yang fair dan jujur, foto menang bukan lantaran nama fotografer. Foto bagus akan terlihat bagus, siapapun fotografernya.

Untuk fotografer profesional, lomba foto juga penting untuk menguji penerimaan khalayak luas terhadap kreativitas mereka terkini. Lomba foto penting pula untuk membuat diri selalu gelisah mengolah ide-ide baru dan tak lekas puas. Menang lomba foto sejatinya bukan karena nama dan kedekatan atau lobi, melainkan karena ide yang kreatif nan cemerlang.