Onboard GA889 KIX-CGK PK-GPN
Pilot-in-Command Capt Iwan Surya
#Fujikina2017 – with Wawan, Yan, Samuel, and Dewandra at Kansai International Airport (KIX) (関西国際空港)
View on Path
This is Kristupa-ism
Onboard GA889 KIX-CGK PK-GPN
Pilot-in-Command Capt Iwan Surya
#Fujikina2017 – with Wawan, Yan, Samuel, and Dewandra at Kansai International Airport (KIX) (関西国際空港)
View on Path
Tipikal rumah penduduk Muara Enim, Sumatera Selatan jaman dahulu – at Muara Enim
View on Path
Makin hari makin banyak lomba foto tergelar. Mulai dari lomba berhadiah piagam hingga uang ratusan juta Rupiah. Mulai dari penyelenggara tingkat sekolah hingga perusahaan terkemuka.
Namun masih terdengar beberapa tanggapan sumbang mengenai sejumlah Iomba yang mengecewakan peserta.
1. Hadiah Dipublikasikan Detail
2. Nama Juri Lengkap dan Jelas
3. Publikasi Lomba di Media Terpercaya
6. Info Lengkap Penjurian dan Pengumuman Pemenang, serta Penyerahan Hadiah
Demikian nukilan pengalaman jadi peserta lomba foto sejak 1991 dan menjadi juri lomba foto sejak awal 2000-an. Hal-hal seperti ini belum pernah ada di buku-buku fotografi lantaran tak semua peserta lomba foto mau berbagi pengalaman, lantaran ogah tersaingi. Tak semua juri lomba foto juga bisa berbagi hal ini lantaran banyak juri tak berjati diri, alias dikarbit dan belum pernah jadi peserta, apalagi pemenang lomba foto.
Memang tak ada larangan untuk menghalangi Anda ikut lomba foto tak bonafide. Banyak juga “lomba foto” yang bersifat santai, rekreatif dan lucu-lucuan, yang tentu jadi terlalu serius jika bereferensi ke enam butir bonafiditas di atas.
Semoga setelah tulisan ini dipublikasikan, tiap protes atas ketidakberesan lomba foto sudah tercantum di sini. Kalaupun belum, maka makin kayalah tulisan ini akan referensi kasus, dan makin terlindungi pula kepentingan dan kebaikan fotografer Indonesia. Namun, jika sudah diingatkan namun nekat diikuti, berarti silakan Anda tanggung resiko sendiri.
Biar foto yang bicara.
Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220
Terdengar tak penting, namun publikasi tanggal-tanggal ini membuktikan bonafiditas pelaksana lomba foto. Jangan sampai ikut lomba foto yang gagal penjurian lantaran peserta sedikit. Jangan juga ikut lomba foto yang tak jelas jadwalnya, karena berbagai alasan yang asal-muasalnya peremehtemehan fotografi oleh penggelar lomba foto. Jika pelaksana lomba tak respek pada fotografi, tentu hal yang sama berlaku pada Anda sebagai peserta lomba dan karya foto Anda.
Pengumuman pemenang hendaknya terbuka dan di media terpercaya. Pengumuman lomba secara sembunyi-sembunyi mengesankan keberadaan hal negatif atau kongkalikong hasil lomba. Cara penyerahan hadiah pun sejatinya tercantum detail di peraturan lomba. Hadiah uang tunai bisa ditransfer, piala dan piagam bisa dikirim, atau bisa pula diserahkan langsung. Namun tentu tak lucu jika hadiah uang dicicil dan hadiah barang dikirim bagian per bagian.
Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220
Hak cipta pada hakikatnya melekat pada karya foto sama dengan hak asasi yang melekat pada tiap individu. Negara maju manapun memiliki undang-undang yang melindungi hak cipta, termasuk Indonesia. Namun, jangan naif kepada penyelenggara lomba foto yang mencari foto bagus melalui lomba foto. Pelaksana lomba wajib mencantumkan perlindungan atas hak cipta foto di klausul peraturan lomba. Hak pakai bisa berada di tangan penyelenggara lomba dengan imbalan hadiah yang sesuai. Pembelian terhadap hak cipta tentu lebih mahal daripada hak pakai.
Klausul lomba foto yang menyiratkan “semua foto yang diikutkan lomba menjadi milik panitia”, atau senada, pertanda penyelenggara lomba mau enaknya sendiri dan tak mengindahkan undang-undang. Klausul lomba harus tegas bahwa hanya foto pemenang saja yang bisa dipakai dengan durasi jelas dan jenis-jenis media placement yang detail.
Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220
Pelaksana lomba foto bertanggung jawab atas penanganan foto, sejak diterima hingga pemusnahan foto yang tak menang. Pelaksana juga bertanggung jawab menegakkan aturan lomba, serta menjamin kualitas penjurian agar adil. Pelaksana yang “entah siapa” beresiko menghilangkan foto, membuat foto tertukar, penjurian ceroboh atau salah umumkan pemenang. Pelaksana yang memang sehari-hari menggeluti fotografi paham operasional lomba karena menjaga integritas dan nama baik.
Bayangkan jika nama peserta lomba “bocor” ke mata juri saat penilaian, atau lemah menghadapi protes peserta lomba. Bayangkan pula kalau panitia lomba tak tegas menghadapi peserta yang telat kirim foto atau gagal menguasai juri yang terlibat debat sengit. Fatal apabila pelaksana lomba tak paham motivasi pembedaan penjurian terbuka dan tertutup.
Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220
Tatkala belum ada Internet, saya geram melihat orang mencopoti poster lomba foto supaya sedikit orang tahu dan sedikit pula pesaingnya. Lantas, setelah ada Fotografer.net, saya buka keran informasi selebar-lebarnya agar sebanyak-banyaknya orang tahu dan ikut lomba. Penyelenggara lomba foto berdana besar bisa beriklan di media nasional namun tidak demikian halnya dengan lembaga sosial dan nirlaba. Internet membuat publikasi jadi mudah dan murah, jika Anda tepat memilih media.
Media sosial bisa jadi pilihan, namun terbatas pada “friend” dan follower Anda saja, atau paling jauh friend-of-friend. Karena itu, pilihlah media yang tepat sebagai wahana publikasi lomba foto. Publikasi penting untuk menjamin kualitas dan kuantitas foto yang dilombakan. Penting pula menggunakan media fotografi untuk memastikan bahwa peserta lomba memang khalayak fotografi. Saya pernah mendapati lomba foto yang dipublikasikan terbatas, hasil kongkalikong panitia dan peserta, atas dasar motivasi tak terpuji.
Tulisan ini dimuat selengkapnya di Fotografer.net: http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=3194618220
Recent Comments